Powered By Blogger

Selasa, 26 April 2016

Resensi Islam Liberal

Nama                           : M. ShofiyuR Rohman
NIM                            : C01215017
PRODI                        : Ahwal Al Syahksiah
Dosen Pengampu         : Drs. Ita Musarrofa MHI. M.Ag.
Judul Buku Review      : Islam liberal
Penyusun                     : Zuly Qodir
Penerbitan                   : Pustaka Pelajar Yogyakarta
Pencetak                      : Pencetak Pelajar Offset
ISBN                           : 979-3477-28-8
==================================================================
PARADIGMA BARU WACANA ISLAM LIBERAL

Perkembangan pemikiran keagamaan,khususnya pemikiran islam di negri ini memang tidak pernah sepi ataupun berhenti,oleh karena itu memang slalu menarik untuk diamati,dikaji dan di teliti.
Telah banyak penelitian di buat tentangpemikiran islam indonesia,demikian pula banyak buku di tulis dan diterbitkan untuk membahas pemikiran islam indonesia.tampaknya perkembangan pemikiran islam diindonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pemikiran keagamaan yang terjadi di amerika,eropa maupun di jazirah arab.
Dalam mendeskripsikan pemikiran islam di masa kontenporer ini banyak di pengaruhi oleh pemikiran ilmu-ilmu sosial kritis yang berkembang,dalam hal ini islam liberal merupakan mazhab baru dalam pemikiran islam indonesia.
Menurut kurzman dalam pengantarnya mengatakan bahwa secara historis dikalangan pemikir-pemikir islam banyak yang mendukung demokrasi, menantang kekerasan, jaminan pada hak-hak perempuan, hak-hak non muslim di negara islam,pembelaan terhadap kebebasan berfikir dan kepercayaan terhadap potensi manusia. [1] lebih lanjut kurzman mendefisikan “islam liberal” sebagai kelompok yang secara kontras berbeda dengan islam adat dan islam revivalis. Maksud dari islam adat ialah islam yang ditandai dengan kombinasi kebiasan-kebiasaan kedaerahan dan juga dilakukan diseluruh dunia. sedangkan islam revivalis ialah kelompok islam yang bisa dikatakan sebagai islam yang fundamentalis atau bisa disebut islam yang menyerang islam lainnya.sementara tradisi islam liberal adalah tradisi islam yang menghadirkan masa lalu dengan konteks modernitas dan menyatakan bahwa islam jika dipahami secara benar maka ia akan sejalan dengan liberalisme barat.
    Islam liberal dapat dibedakan menjadi 3:
1.      Islam liberal oleh syari’ah.
2.      Silent syari’ah yaitu sikap liberal yang dibiarkan oleh syari’ah atau boleh diinterpresentasikan secara terbuka.
3.        Interpretasi atas syari’ah yaitu sifat liberal yang dapat dilakukan oleh siapa saja.
Islam liberal di indonesia tampaknya berpengaruh sangat besar terutama di kalangan santri dengan kata lain islam liberal telah menghadirkan cara baru dalam beragama. Oleh sebab itu mempertimbangkan suatu gagasan baru dalam pemikiran keagamaan merupakan suatu keharusan, jika kita tidak ingin dalaam beragama namun hanya tauhid buta,tanpa reserve yang memadai.pemahaman dan penafsiran atas doktrin agama terutama islam tampak jelas harus senantiasa diperbarui agar tidak ketinggalan jaman.
Fenomena islam liberal di indonesia yang beraliran sangat kontradiktif dan wacana islam mainstream yang cenderung beraliran sunni. Madhad dari aliran tersebut adalah ahlus sunnah mengikuti abu hamid al ghozali seorang ahlul hujjah islam,di dalamnya terdapat NU dan Muhammadiyah. Hanya saja muhammadiyah tidak terlalu senang bila disebut bermadhab sunni. Komunitas islam liberal bisa dibilang menjadi genri dalam peta baru pemikiran islam indonesia.
Gerakan islam liberal baru kali ini mendapatkan “tempat” yang layak di hati publik. Hal ini mungkin saja karna sepanjang sejarah pemikiran dan gerakan islam di bawah rezim otoriter tidak pernah mendapatkan peluang pada saat rezim otoriter mengalami kemunduran,dimana dukungan militer dan generasi islam liberal secara perlahan menapak maju. Sehingga muncul gerakan transnasional.
Jika dilihat dari kemunculannya, islam liberal di indonesia masih sangat muda. Sebagai sebuah gerakan pemikiran, namun mereka menggagas mailinglist yang ternyata sangat efektif dalam mensosialisasikan wacana yang di tawarkan bisa dianggap sebagai bagai haram karna akan menjadikan banyak umat islam sesat. Tema-tema seperti islam dan demokrasi,islam dan syari’ah, hukum internasional modern, islam dan pluralisme, islam dan hubungan antar agama menjadi bagian dari discourse yang sangat diminati.[2] Oleh sebab itu wajar apabila di kalangan islam banyak yang menolak wacana yang dikerjakan islam liberal. Tetepi penolakan-penolakan yang dilakukan akan terbentur dengan realitas modernisasi yang terus berkembang, tidak pernah berhenti barangkali modernisasi yang kerap kali di identikkan dengan westernisasi, oleh islam liberal ditafsirkan sebagai gerakan sebagai gerakan rasionalis yang tidak mungkin ditolak karna senantiasa aktual.
Berdasarkan pengalaman seperti itu, islam liberal secara tegas membuka kembali wacana islam dan negara, dan mendapat tanggapan yang luas. Wacana islam dan negara mengarah kepada perlunya sebuah teologi sekuler, sebagai teologi yang dianggap paling tepat bagi negara pluralistis sperti di indonesia. Teologi sekuler merupakan teologi yang paling sesuai dengan negar yang modern yang menghendaki demokrasi. Memang belum final tema tentang ini tetapi minimal telah membuka kembali diskusi yang pernah diharamkan oleh kekuasaan.
Sebagai aliran baru dalam islam, islam liberal memang banyak menyisakan pertanyaan dan agenda kedepan. Antara lain ialah, mengapa kaum muda dan kaum intelektual berada bersebrangan dengan islam liberal. Islalm liberal datang memberikan warna keislaman yang menawarkan islam yang relevan dengan kondisi real masyarakat islam, bukan kontradiktif dengan realitas masyarakat tanah air, serta tolran islam buat semua umat beragama. Wajah baru bagi islam liberal ialah pemikiran-pemikiranya. Tentang wajah ramah, santun, dan damai dari islam indonesia, saatnya sekarang inilah harus mengedepankan keselarasan bukanya mengedepankan islam dengan wajah sangar. Islam memang tidak mentolerir adanya kekerasan, pembantaian, pembunuhan, perusakan antarsesama baik komunitas, ras, maupun negara. Namun kebiasaan seperti ini kerap kali mewarnai kaum muslim yang menafsirkan islam sebagai musuh terhdap komunitas yang lain. Dari hal itu dapat dimengerti bahwa, ketidak hadiran wacana menawarkan hal-hal yang sifatnya substansial, dianggap suatu yang aneh, bahkan  hendak merusak islam itu sendiri.
Islam liberal telah membawa angin perubahan tentang pemahaman, metode, dan aksi islam indonesia. Perubahan inilah yang sebenarnya menarik untuk dikaji lebih lanjut, karna jika perubahan tersebut memberikan manfaat bagi kaum masyarakat hal ini akan berarti. Namun jika tidak membawa manfaan maka akan menjadi persoalan yang sangat besar pula, karena dapat memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat.
Islam dan demokrasi merupakan relasi keislaman yang sangat baik, karena keduanya sudah dicontohkan sejak zaman nabi Muhammad.  Kemudian dimasa abu bakar hingga masa umar bin khottob. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa islam sesuai engan prinsip demokrasi, etika bernegara namun bukan sebagai dasar negara. Setiap gagasan yang hendak menjadikan islam sebagai dasar negara jelas merupakan distorsi dari ajaran islam sendiri. Hal ini karena islam adalah dimensi yang sifatnya ukhrowi, aspek kehidupan sehingga bersifat spiritual. Dalam pandangan gerakan islam liberal, demokrasi merupakan sesuatu ang dinamik dan membutuhkan kultur politik yang demokratis. Tanpa kultur politik yang demokratis, seperti adanya keragaman aspirasi politik, keragaman agama, suku, ras, etnis serta jenis kelamin ialah suatu yang niscaya. Yang paling penting dari kultur demokrasi adalah adanya penghormatan atas hak-hak warga negara, tidak adanya paksaan atas agama, politik ataupun budaya dominan.
Untuk menuju kesana, maka gerakan islam liberal mengajukan tesis sebuah teolog yang cocok untuk negara pluralitis seperti indonesia. Mengingat bahwa indonesia bukan hanya maoritas penduduknya islam. Jaringa islam liberal semakin lama semakin meluas, agar gagasan islam liberal tidak menjadi gagasa yang sangat ideologis dan intoleran,. Artinya, gagasan yang merasa dirinya yang paling benar, paling sempurna dan paling mumpuni untuk di ikuti. Kemudian dengan adana gagasan seperti itu, islam tidak mentolrelir gagasan islam yang berbeda visi atau misi. Tentu hal ini tidak ingin dilakukan dan jauh dari cita-cita jaringan islam liberal, namun bukan tidak mungkin dikemudian hari gagasan islam liberal menjadi “berhala baru” tentang pemikiran serta aksi islam indonesia, sehingga yang lainya dianggap slah, tidak sempurna, dan tidak perlu.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, keragaman penafsiran dan tema menidentifikasikan kalau jaringan islam liberal merupakan gerakan yang terbuka atas hal-hal baru dan berbeda. Bahkan jika kita perhatikan kata kunci dari islam liberal adalah pluralisme, demokrasi dan reinterpretasi. Ini artina, tidak menutup pada wacana, dan membenarkan tentang apa ang diwacanakan sehingga menutup wacana yang lainya dan menggapa yang lain dalah salah.
Oleh sebab itu, pilihan islam liberal pada gerakan intelektual alkan menempatkan gerakan islam liberal menjadi gerakan kultural yang bernuansa keislaman. Ini artinya, suatu saat bisa jadi islam liberal menjadi gerakan yang diharapkan publik, yang menghendaki tumbuhna wacana keislaman yang toleran, non-ideologis dan pluralis. Gerakan intelektual jelas beresiko, tetapi tetap memiliki manfaat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa islam libera indonesia merupakan gerakan islm yang masih elitis, karena secara keanggotaan dan tema-tema memang mencerminkan tentang kelompok tertentu yang memang mestinya mempunyai keahlian tertentu pula. Sehingga islam liberal ini, bukan hanya menjadi islam yang konstruktif melainkan islam yang bersifat syriah namun tidak mungkin dikonstruktifkan bagi orang yang awam, karena ditakutkan akan menyesatkannya. Namun sisi positifnya, telah menempatkan wacana dulu yang dianggap khas intelektual dan  sekarang boleh diakses oleh non-mujtahid.

Kerurangan Buku :
            Kuranya penjelasan dari kata-kata yang belum difahami, banyak kata yang terulang kembali sehingga memberikan nuansa membaca yang kurang mengesankan dan banyak pula kata yang tidak memahamkan.
Kelebihan Buku :
            Kelebihanya ialah buku ini mampu memberikan banyak relevansi tentang islam liberal serta memberikan contoh ataupun pandanga-pandangan yang baik, oleh kerenanya buku ini cocok digunakan bagi mereka yang ingin mengetanl islam leiberal, terutama orang awam yang belum mengetahui secara pasti tentang islam liberal.
Pendapat pribadi tentang buku tersebut ialah :
Bahwa radikalisme bukanlah cara untuk menyelesaikan suatu masalah, karena masih banyak cara yang dapat digunakan dengan tanpa adanya tindak kekerasan serta paksaan. Cerminan seseorang dapat dilihat dari masing-masing pribadi, maka selayaknya manusia punya kepribadian yang baik dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain.


[1]   Charles kurzman, liberal islam (oxford university: A sourcebook, 1998).
[2] M. Syafi’i anwar, pemikiran dan aksi islam indonesia, (jakarta:paramadina 1995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar